Bayangkan, satu orang mendapat tugas untuk mengetik ulang sebuah buku, menggunakan 1 komputer dan 1 keyboard. Tentu akan memakan waktu yang sangat lama, karena melalui proses lambat penyalinan yang dilakukan oleh 1 orang. Akan tetapi, jika kita tambah menjadi 2 orang, sehingga masing-masing hanya perlu mengetik setengah buku, tentu kecepatan penyelesaian tugas secara teori menjadi 2x lebih cepat, alias memerlukan waktu hanya setengah dibandingkan jika dikerjakan satu orang. Lantas, jika kita tambah menjadi 4 orang, masing-masing akan mengetik seperempat buku, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas itupun menjadi hanya seperempat dari waktu yang dibutuhkan oleh satu orang. Proses ini bisa kita sebut sebagai operasi paralel, dimana satu tugas diselesaikan oleh team yang berbagi tugas agar pekerjaan tersebut cepat selesai. Dan ini, yang membedakan SSD dengan HDD.
Bagaimana Hard Disk melakukan proses baca/tulis?
Gambar di atas, adalah gambar isi dari sebuah Hard Disk. Terdapat sebuah piringan magnetik yang berputar yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan data dengan memanfaatkan asas polaritas magnet, dimana kutub utara-selatan akan dikonversi menjadi data biner 1 dan 0 yang bisa dibaca oleh komputer. Lalu, hal yang terlihat menonjol pada gambar tersebut adalah adanya sejenis lengan metal dengan ujung seperti jarum yang tampak seperti diletakkan di atas piringan magnetik. Pada kenyataannya, lengan metal yang memiliki istilah “Actuator” dan ujung yang tampak seperti jarum ini tidak menempel pada piringan magnetik, tetapi melayang dengan jarak nanometer, sangat dekat bahkan bekas tempelan sidik jari yang melekat pada piringan bisa q menabrak ujung actuator. Lalu ujung yang tampak seperti jarum sebenarnya adalah sebuah kumparan yang dapat mengirimkan dan menerima sinyal magnetik, yang disebut “Head” .
Bisa dilihat bahwa pada sebuah hard disk, hanya terdapat 1 actuator dan 1 buah head, sehingga apabila terjadi proses penulisan beberapa data di waktu bersamaan, data tersebut akan dipecah lalu dibentuk antrian 1 lajur. Kurang lebih sama seperti antrian di gerbang tol yang hanya dibuka 1 jalur, kendaraan yang datang dari jalur yang lebih lebar akan dipaksa mengantri untuk bisa melewati 1 gerbang yang sama. Hal ini akan berpengaruh pada kecepatan baca tulis data.
Selain itu, karena hard disk memiliki piringan berbentuk seperti piring (maka disebut piringan, bukan kotakkan, atau segitiga-an), maka bisa saja ada data yang terpecah posisinya. Ada data yang berada di dalam dekat pusat lingkaran, ada yang di tengah, dan bahkan ada yang di pinggir. Untuk membaca data tersebut, lengan actuator harus bergerak memindahkan head mencari lokasi data yang sesuai, dan proses ini memerlukan waktu. Yaa mirip seperti baca koran halaman depan, tau-tau belom beres artikelnya ada tulisan “Bersambung ke halaman sekian”, tentu perlu waktu untuk membuka korannya, mencari halamannya, lalu mencari letak artikel lanjutannya. Hal ini yang mempengaruhi Latency atau seek time, alias waktu yang terbuang hanya untuk mencari posisi dari suatu data.
Lalu SSD, kok bisa cepat?
Pada gambar di atas, terlihat bahwa SSD atau nama panjangnya “Solid State Drive” adalah media penyimpanan berbasiskan Flash Memory. Flash memory mirip-mirip seperti komponen yang digunakan di flashdisk, atau di memory card untuk handphone atau kamera digital, hanya saja Flash Memory yang digunakan di SSD lebih canggih dan lebih cepat.
Dalam sebuah SSD, terdapat 1 komponen utama sebagai pengatur atau disebut controller, dan beberapa komponen Flash memory. Controller ini bertugas menerima tugas yang masuk, seperti proses baca atau tulis data, lalu mendistribusikannya ke flash memory untuk dilakukan pembacaan atau penulisan. Jadi misalnya, dalam sebuah SSD terdapat 10 chip flash memory dengan kecepatan tulis tiap flash memory adalah 10 megabyte per second, lalu ada tugas untuk menulis data sebesar 1 gigabyte, maka controller akan memotong-motong data yang masuk dari 1 gigabyte tersebut lalu dibagikan kepada 10 chip sehingga didapat kecepatan penulisan bersama-sama sebesar 100 megabyte per second. (Note: Analogi ini adalah analogi kasar dan tidak menunjukkan angka performa sebenarnya dari sebuah SSD, penggunaan angka 10 chip + 10 megabyte dan seterusnya agar mudah dipahami). Hal ini juga berlaku untuk proses pembacaan data dimana setiap chip dalam SSD dapat melakukan proses baca dalam waktu bersamaan. Hal inilah yang menyebabkan SSD memiliki kecepatan baca & tulis yang sangat besar jika dibandingkan dengan Hard Disk.
Selain itu, karena SSD tidak memiliki komponen bergerak atau komponen mekanik, dan seluruh proses berlangsung secara elektronik tanpa perlu menunggu ada actuator yang bergerak, head mencari-cari posisi data, hal ini menyebabkan SSD memiliki respons time yang sangat cepat, apalagi bila dibandingkan dengan HDD. Mungkin jika jaman dulu kita suka dengar tips agar HDD nambah kenceng adalah dengan melakukan “Defrag”dimana defrag sendiri adalah proses perapihan lokasi data pada HDD agar head bisa membaca data dalam satu sapuan tanpa perlu banyak berpindah, hal ini tidak berlaku pada SSD. Berbasis chip elektronik, controller SSD hanya perlu mengecek posisi sebuah data berada pada chip yang mana, baris ke berapa, kolom ke berapa, dan dapat langsung melakukan proses baca atau tulis. Inilah salah satu faktor utama yang membuat komputer terasa jauh lebih cepat dalam membuka aplikasi atau dokumen ketika HDD diganti SSD.
Lantas, jika SSD sebegitu hebatnya, kok ga semua HDD diganti SSD?
- Muahaaaaaalllllll! Perbandingan sederhana, dengan dana sekitar 700 ribu, kita bisa dengan mudah membeli hard disk berkapasitas 1 terabyte, sedangkan SSD cuma dapat kapasitas 128 gigabyte atau sekitar 12% dari kapasitas HDD dengan harga yang serupa. Hal ini menjadikan SSD dengan kapasitas lebih kecil cocok digunakan untuk lokasi instalasi OS dan Program, dokumen yang sering di akses, aplikasi-aplikasi penting, dan file-file mentah untuk di edit (Biasanya mentahan file video). Untuk file-file yang tidak memerlukan kecepatan dan kehebatan SSD, seperti file-file musik, file video atau film, backup foto-foto serta file-file yang jarang dibuka sebaiknya tetap disimpan dalam HDD. Jadi idealnya, ada setidaknya 2 drive penyimpanan, 1 SSD untuk aplikasi dan data-data yang memerlukan kecepatan akses tinggi dan 1 HDD untuk data-data biasa.
- Semakin penuh SSD, semakin turun kinerjanya. Akan tetapi, selambat-lambatnya SSD yang penuh masih jauh mengalahkan HDD, jadi yaaa bisa kita abaikan nomor 2 ini
- Flash Memory tidak akan selamanya bertahan, artinya memory pada SSD memiliki batasan jumlah penulisan yang bisa dilakukan sebelum akhirnya tidak dapat digunakan. Akan tetapi, pada SSD modern saat ini, batasan ini secara teori hampir tidak akan tercapai dalam setidaknya minimal 10 tahun penggunaan, tidak berbeda jauh dengan Hard Disk yang memiliki komponen bergerak yang tentu juga lama-lama akan rusak karena penggunaan.
Demikian tulisan singkat saya untuk pengenalan di dunia Hard Disk dan SSD. Untuk fitur-fitur lebih mendalam seperti “Trim”, “Defrag”, “Garbage Collector”, “Interface Speed” dan lain-lain mungkin akan dituliskan dalam artikel berikutnya :D
Wah terima kasih mas infonya. Tapi saya ada beberapa pertanyaan.
1. Apa benar jika SSD terlalu banyak digunakan bisa mempercepat kerusakan?
2. Kalau HDD didefrag, nah untuk SSD bagaimana cara perapihannya?
3. Apa SDD dibuat Local C, aman?
Maaf banyak tanya. Terima kasih.
Terimakasih telah berkomentar mas Yana, berikut jawaban yang saya ketahui.
1. Betul, tetapi hanya siklus penulisan yang akan mempengaruhi umur SSD, bukan siklus pembacaan. Kita bisa anggap SSD itu seperti menulis di atas kertas dengan pinsil, setelah ditulis bisa berkali-kali dibaca tanpa merusak kertasnya, tetapi jika sering dihapus lalu ditulis lagi, lama-lama kertasnya bisa rusak. Hal ini berkaitan dengan chip memory yang digunakan SSD, akan tetapi jangan khawatir, Dalam SSD ada teknologi yang secara otomatis mengatur posisi penempatan data sehingga IC memory akan secara seimbang ditulisnya, jadi tidak hanya satu bagian ditulis hapus terus menerus hingga rusak sedangkan yang lain dibiarkan kosong.
2. SSD tidak boleh di defrag. Controller dalam SSD ini secara otomatis akan menempatkan data di posisi yang diperhitungkan dengan memperhatikan tingkat penggunaan (Wear Leveling) agar SSD terus dalam kondisi optimal. Jika bicara tentang defrag, pada HDD defrag dibutuhkan agar data yang saling berkaitan berada pada satu sektor yang sama, sehingga head jika perlu membaca data tersebut hanya perlu satu sapuan, tidak perlu loncat-loncat antar sektor. Pada SSD yang secara tehnik pembacaan data sudah berbeda, defrag selain tidak ada gunanya, juga dapat memperpendek umur SSD karena proses pemindahan data yang tidak perlu.
3. Tergantung dari penggunaan SSD, jika ingin mempercepat aplikasi dan OS, dibuat drive C (Sistem) akan sangat terasa peningkatan kecepatannya. Kalo settingan di komputer saya, SSD digunakan di drive C untuk OS (Windows & Linux), Program yang sering diakses (Photoshop, premiere, illustrator, office, antivirus, browser) serta temporary file yang perlu akses cepat (File mentahan video yang mau di edit, file cache premiere & photoshop, pagefile windows). Sedangkan file program lain yang tidak terlalu sering dibuka seperti game, aplikasi burn dvd, partition manager dll bisa diletakkan di HDD biasa. Selain itu file musik, dokumen & download juga diletakkan di HDD biasa. Jadi efektifnya adalah dengan mengkombinasikan SSD untuk sistem & aplikasi penting, dan HDD untuk program biasa & data.
Tetapi tidak perlu khawatir, dari pengujian yang banyak ditemukan di internet, umur SSD sangat panjang, bahkan bisa bersaing dengan umur HDD.
Alhamdulillah, hari ini ilmu saya tentang komputer bertambah berkat penjelasan Mas Parmadi yang detil. Saya tunggu postingan mas selanjutnya. Terima kasih banyak.