Waspada Hipertensi pada Ibu Hamil

Keponih.com – Hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat terjadi kapan saja dan bisa menyebabkan komplikasi. Jika hal ini terjadi pada ibu hamil, bisa berdampak pada ibu maupun janin yang dikandungnya. Seorang ibu hamil mengalami hipertensi jika tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmHg. Sedangkan tekanan darah orang sehat antara 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg.

Karena bisa menyebabkan keguguran dan kematian pada ibu hamil, penting sekali untuk mewaspadai gejala hipertensi. Penanganan yang tepat sangat diperlukan agar janin dan ibu hamil bisa diselamatkan. Biasanya gejala ini muncul pada usia kehamilan 20 minggu, namun banyak yang terdeteksi sebelum usia tersebut. Sayangnya tidak semua ibu hamil menyadari hal ini.

Table of Contents

Penyebab Hipertensi pada Ibu Hamil

penyebab hipertensi ibu hamil yang berbahaya

Di dunia, jumlah ibu hamil yang mengalami hipertensi cukup tinggi. Hal ini yang membutuhkan kewaspadaan agar bisa tertangani dengan benar. Selama proses kehamilan, jumlah darah dalam tubuh bisa meningkat sampai 45%. Ini yang mendorong tekanannya secara alami meningkat dan membuat jantung harus ekstra dalam memompanya.
Kondisi ini yang memicu terjadinya komplikasi pada jantung dan organ lainnya. Usia ibu yang sedang hamil turut berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya hipertensi tersebut. Beberapa penyebabnya antara lain:

  • Sebelum hamil, sudah mempunyai riwayat hipertensi
  • Hamil pertama yang menyebabkan muncul rasa cemas berlebihan
  • Usia saat hamil lebih dari 35 tahun atau kurang dari 20 tahun
  • Obesitas atau kelebihan berat badan
  • Memiliki kadar kolesterol tinggi
  • Mengandung janin kembar

Dampak Hipertensi pada Ibu Hamil

dampak hipertensi pada ibu hamil yang berbahaya

Hipertensi yang terjadi pada ibu hamil harus diwaspadai dan perlu mendapat penanganan secepatnya. Dampak dari kondisi ini bisa berakibat fatal bagi ibu dan janin. Namun banyak ibu hamil yang kurang menyadari kondisi tersebut dan baru mengetahui ketika melakukan pemeriksaan kandungan.
Ibu hamil yang mengalami hipertensi rentan menderita komplikasi yang berbahaya bagi ibu dan janin. Beberapa dampak hipertensi pada ibu hamil yang perlu diwaspadai adalah:

Resiko keguguran, pada kondisi hipertensi, kesehatan ibu akan menurun sehingga bisa mengganggu kesehatan janin. Jika tidak segera mendapat penanganan, bisa berakibat pada keguguran. Karena itu, untuk antisipasi, ibu hamil harus rutin memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan.

Aliran darah ke plasenta terganggu, tingginya tekanan darah pada penderita hipertensi akan mengganggu aliran darah ke plasenta. Sedangkan sumber makanan yang diperoleh janin dari ibu mengalir lewat plasenta. Gangguan ini dapat menyebabkan asupan gizi ke janin kurang dan mengganggu pertumbuhan janin. Oksigen pun mengalir melalui plasenta. Resiko yang terjadi pada janin jika ada gangguan plasenta bisa lahir prematur, berat badan lahir kurang, dan gangguan pertumbuhan sehingga kurang normal.

Memicu terjadinya abrupsio plasenta, abrupsio plasenta adalah kondisi lepasnya plasenta sehingga janin tidak bisa mendapat asupan nutrisi dan oksigen. Hal ini sering terjadi sebagai akibat ibu hamil yang mengalami tekanan darah tinggi. Jika hal ini terjadi, bukan hanya janin yang beresiko, tetapi juga ibu hamil. Banyak kematian janin yang disebabkan oleh abrupsio plasenta.

Tingkat kerusakan organ meningkat, nutrisi dan oksigen merupakan zat penting bagi janin. Apabila kekurangan zat tersebut selama masa pertumbuhan di rahim bisa menyebabkan kerusakan organ vital. Tidak sedikit bayi yang lahir dengan kelainan bawaan akibat dari hipertensi yang dialami ibu hamil. Tingkat kerusakan tergantung besar hipertensi menghambat distribusi nutrisi dan oksigen tersebut.

Persalinan melalui sesar, Ibu yang menderita hipertensi bisa mengalami gangguan kesehatan serius sehingga tidak memungkinkan untuk melahirkan secara normal. Solusi yang bisa dilakukan adalah dengan tindakan sesar untuk menyelamatkan janin dan ibu yang melahirkan. Dalam kondisi tertentu dokter bisa memutuskan untuk segera melakukan operasi sesar sehingga janin lahir prematur.

Preeklampsia, gejala yang sering muncul adalah kejang dan kerusakan organ sebagai akibat dari tingginya tekanan darah. Bukan hanya bisa berdampak fatal pada ibu hamil, kondisi ini bisa mengancam keselamatan janin.

Janin gagal tumbuh, kurangnya asupan nutrisi dan oksigen melalui plasenta karena akibat hipertensi dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin. Bukan hanya pada fisik, gangguan ini juga bisa terjadi pada otak sehingga ketika lahir, janin mengalami banyak kekurangan.
Kerusakan pada jantung

Hipertensi dapat memicu terjadinya komplikasi, salah satunya adalah kerusakan jantung karena harus bekerja keras memompa darah. Sedangkan gagal jantung merupakan salah satu jenis penyakit mematikan apalagi jika terjadi pada ibu hamil yang secara fisik lemah.

Sindrom HELLP, HELLP merupakan kependekan dari hemolisis, peningkatan enzim hati, dan jumlah trombosit yang rendah. Sindrom ini bisa berakibat fatal. Karena itu, ibu hamil yang terdeteksi mengalami hipertensi harus mendapat pengawasan dokter untuk memastikan kondisi kesehatannya.

Kesimpulan

Hipertensi yang dialami oleh ibu hamil bisa berdampak fatal pada janin dan ibu. Sebaiknya ibu hamil mengetahui pemicu gejala tersebut sehingga bisa mengantisipasi dan segera memeriksakan diri jika terjadi indikasi hipertensi. Anda dapat mengunjungi Dokter Spesialis Obgyn di RSU Kaliwates atau RSU Bhakti Husada yang merupakan unit rumah sakit dari PT Rolas Medika.

Coorporate Communication
PT Rolas Nusantara Medika 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *