Mengenal BrownOut, Mati Listrik Setengah

Brownout, walaupun terdengar seperti Brownies  ternyata bukanlah sesuatu yang menyenangkan. Tidak seperti Brownies yang berupa kue coklat lezat yang nikmat, biasa berbentuk kotak dan meleleh di lidah, Brownout adalah istilah di dunia kelistrikan.

Multimeter menunjukkan voltase listrik sekitar 75 volt, dari seharusnya 220 volt yang disupply PLN pada kondisi normal
Multimeter menunjukkan voltase listrik sekitar 75 volt, dari seharusnya 220 volt yang disupply PLN pada kondisi normal

Brownout pada dasarnya adalah kondisi dimana voltase listrik utama yang disupply masuk ke rumah dibawah voltase listrik pada kondisi normal. Pada kondisi normal, PLN akan menyalurkan listrik di tegangan 220 volt +- 10% . ketika kondisi tegangan jauh di bawah itu, masalah bisa terjadi.

Ciri-ciri terjadi kondisi brownout:

  • Paling terlihat pada lampu, lampu boholam ataupun fluorescent (lampu tabung)
    akan menjadi jauh lebih redup dari biasanya. Untuk lampu tabung, bahkan bisa sampai berkedip dan tidak mau menyala sama sekali
  • Komputer desktop akan kesulitan menyala, kalopun menyala pasti akan bermasalah (Hang, tidak bisa booting, hdd tidak terdetek, dst)
  • peralatan bermotor seperti mesin cuci, pompa air akan bekerja dibawah kecepatan dan tenaga normal, terdengar suara yang berbeda dari yang biasanya

Brownout adalah sebuah kondisi yang cukup berbahaya bagi peralatan elektronik kita. Efek brownout terhadap peralatan elektronik diantaranya:

  • Peralatan yang menggunakan elemen pemanas berbasis tahanan (resistance device) seperti oven listrik, water heater & water dispenser listrik, setrika akan mengalami penurunan output panas yang signifikan. Hal ini terjadi, karena penggunaan daya berbanding lurus dengan kuadrat voltase yang tersedia.
  • Peralatan  yang menggunakan motor listrik, baik induksi ataupun universal akan berjalan pada kecepatan atau torsi yang berkurang. Tiap peralatan bermotor listrik akan memiliki daya tahan yang berbeda-beda terhadap penurunan voltase ini, akan tetapi jika motor tersebut dipaksakan bekerja, arus yang masuk akan tertarik lebih banyak sehingga menghasilkan panas yang lebih, sehingga menimbulkan resiko overheat dan motor tersebut bisa terbakar
  • Power supply, termasuk adaptor, charger, PSU Komputer memiliki batas toleransi tegangan listrik yang masuk. Beberapa power supply ada yang sudah bisa secara otomatis mendeteksi tegangan yang masuk dengan range 100 volt hingga 240 volt. Untuk power supply lain, sering terdapat switch untuk memilih apakah tegangan yang akan digunakan 110 v atau 220 v. Tetapi ada juga power supply yang hanya didesain untuk satu jenis tegangan tertentu. Jika power supply ini, walaupun sudah memilih tegangan lebih rendah, tetapi tegangan listrik yang masuk masih terlalu rendah dibawah batas toleransinya, maka akan terjadi ripple (ketidakstabilan tegangan) yang dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan yang menggunakan power supply tersebut.

Penyebab terjadinya Brownout ini bermacam-macam, diantaranya:

  • Terjadi gangguan pada pendistribusian listrik seperti kabel putus, konsleting, dll
  • Terjadi kelebihan beban
  • Terjadi gangguan pada instalasi pembangkit listrik
  • Terjadi pengalihan daya listrik, tetapi switching tidak sempurna sehingga masih ada daya yang bocor

Voltage Stabilizer pun menyerah jika tegangan masukan terlalu rendah
Voltage Stabilizer pun menyerah jika tegangan masukan terlalu rendah

Hal-hal yang harus dilakukan ketika terjadi brownout (harus sih engga, tapi biar ga terjadi kerusakan pada peralatan elektroniknya )

  • Untuk lampu bohlam, tidak terlalu masalah karena lampu jenis ini tidak akan rusak jika tegangan yang masuk dibawah tegangan normalnya. Lampu ini hanya akan jadi redup, remang-remang, dan tidak sepanas biasanya. Agak jadi lebih romantis suasananya, hahahaha
  • Untuk lampu tabung, matikan. Lampu tabung jika sering terkena tegangan tidak stabil akan cepat rusak, baik elektroniknya rusak, ataupun tabungnya di ujungnya menghitam dan tidak mau nyala lagi
  • Untuk peralatan berpemanas, sebaiknya tidak dipakai, karena tidak akan maksimal, walaupun peralatan pada jenis ini tidak akan rusak jika terkena brownout (Note: Microwave oven bukan peralatan berpemanas dengan elemen resistif. dia menggunakan gelombang radio, jadi sebaiknya tidak digunakan)
  • Untuk komputer, kemungkinan besar tidak mau menyala juga sih, jadi matikan saja
  • Untuk peralatan bermotor listrik seperti bor, pompa air, mesin cuci dll, sebaiknya dimatikan untuk menghindari motor terbakar akibat overheat
  • Untuk peralatan ber adaptor berdaya rendah, seperti modem, access point, TV LCD/LED berdaya rendah, dekoder, charger hp, biasanya masih bisa bertahan walaupun saya rekomendasikan sebaiknya tidak digunakan mengingat adanya ripple (ketidakstabilan arus listrik) yang bisa menyebabkan kerusakan pada peralatan yg terhubung dengan adaptor tersebut.

Demikian sharing kali ini, semoga bermanfaat dalam menjaga keutuhan dan kelangsungan hidup peralatan elektronik baik di rumah ataupun di kantor

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *