Mungkin belum banyak yang tau bahwa tanaman Kelor (Moringa Oleifera) dapat diolah menjadi beragam bentuk makanan, tidak hanya berupa teh ataupun kapsul yang semakin hari semakin populer. Ya, naiknya popularitas tanaman Kelor ini semakin meningkat seiring dengan bertambah luasnya pengetahuan masyarakat akan manfaat serta nutrisi dan gizi yang terkandung dalam tanaman yang memiliki daun dengan bentuk oval kecil ini.
Taukah teman-teman bahwa gambar kue bolu di atas bukanlah bolu biasa, tetapi kue bolu yang berbahan dasar tepung kelor? Daun kelor dapat dikeringkan dan diolah menjadi tepung untuk diolah menjadi berbagai produk pangan seperti kue basah, kue kering, cemilan, kerupuk, dan beragam jenis makanan lainnya, Makanan yang dibuat dari bahan kelor ini tentu memiliki rasa dan aroma yang unik dan lezat. Jadi tidak hanya dapat dibuat menjadi sop bening ya teman-teman.
Beragam cemilan juga dapat dihasilkan dari pengolahan daun kelor ini. Seperti beragam kue kering yang bisa ditemukan khususnya saat mendekati lebaran seperti Nastar, Kue Kacang, Sistik, dan Semprit, adalah sedikit dari banyaknya contoh hasil olahan tanaman kelor.
Nah, salah satu cemilan favorit saya adalah kerupuk kelor, dan kerupuk ini dapat dibuat berbagai macam jenisnya. Menambahkan sebuk daun kelor saat proses pembuatan kerupuk juga ternyata menjadi salah satu yang paling mudah dan paling murah untuk meningkatkan nilai asupan gizi, khususnya pada masnyarakat di pedesaan, karena kerupuk merupakan salah satu makanan yang paling banyak dikonsumsi, dapat ditemui dimana saja dan tentunya memiliki harga terjangkau. Penambahan kelor pada produski kerupuk ini tentu merubah warna produk yang dihasilkan, dari biasa yang dibuat kerupuk berwarna putih menjadi kerupuk yang sedikit kehijauan. Untuk rasa, sebenarnya tidak terlalu banyak berubah karena biasanya penambahan bubuk daun kelor ini tidak begitu banyak, tetapi tetap diharapkan terjadi peningkatan nutrisi yang terkandung dalam kerupuk tadi.
Tanaman kelor (Moringa Oleifera) ini merupakan salah satu jenis tanaman tropis yang mudah dibudiayakan serta mengandung nutrisi yang baik dan bermanfaat secara luas. Tanaman ini bisa dimanfaatkan pada beragam industri seperti pangan, kesehatan, kecantikan, dan memiliki nilai positif terhadap lingkungan. Taukah teman-teman bahwa tanaman kelor ternyata merupakan salah satu komoditas hasil hutan? Padahal tanaman ini seringkali di kembangbiakkan di pekarangan dan halaman rumah, serta di perkebunan-perkebunan warga?
Tanaman Kelor merupakan salah satu komoditas hasil hutan bukan kayu berdasarkan peraturan menteri kehutanan nomor P.35/menhut-II/2017
Terdapat berbagai julukan untuk tanaman kelor ini, seperti the miracle tree, tree for life, amazing tree, dan sebagainya. Julukan ini tercipta karena pohon kelor hampir setiap bagiannya dapat dimanfaatkan,
Bahkan, pembudidayaan kelor ini sendiri dapat menjadi salah satu pendorong ekonomi masyarakat. Pembudidayaan tanaman kelor oleh masyarakat ternyata memberi manfaat positif bagi pelestarian lingkungan dan pengembangan masyarakat.
Budidaya tanaman kelor seperti yang dilakukan di desa wisata Cikadut misalnya, memberikan manfaat positif yang besar bagi lingkungan. Selain itu, pengolahan produk kelor sebagai produk konsumsi menghasilkan makanan bernutrisi tinggi dan memiliki rasa yang lezat.
Secara umum, tanaman kelor ini mengandung berbagai nutrisi dan vitamin seperti vitamin A, B1, B2, B3, vitamin C dan vitamin E. Kandungan mineral, asam amino, dan beragam senyawa lainnya juga tergantung dalam tanaman ini. Bahkan banyak sumber mengatakan bahwa nutrisi yang terkandung dalam daun kelor ini dapat melebihi produk bernutrisi lain yang sudah sering kita konsumsi seperti wortel, jeruk, susu, pisang, hingga yogurt.
WALHI dan Hutan sebagai sumber pangan
WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) merupakan organisasi lingkungan hidup independen non profit terbesar di Indonesia yang memiliki tujuan mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang lebih baik. Organisasi ini secara aktif menyuarakan pelestarian lingkungan hidup yang berkaitan dengan air, pangan, hutan, perkebunan, energi, tambang, pesisir, laut serta beragam isu lingkungan yang muncul baik di perkotaan ataupun di bedesaan. Hutan sebagai salah satu sumber pangan tentu harus dilestarikan bersama, dan pelestarian ini merupakan usaha bersama dengan berbagai pihak di dalamnya. Hutan merupakan rumah bagi berbagai flora dan fauna, khususnya flora dan fauna yang dapat menjadi sumber pangan, mulai dari buah-buahan, daun hingga umbi-umbian. Pelestarian hutan ini perlu menjadi salah satu prioritas dalam pengembangan lingkungan agar kelestarian hutan terus terjaga dan ketersediaan hutan sebagai sumber pangan dapat terus terjaga dan dikelola dengan baik.
Iya di rumah ada pohon kelor jadi dibikin sayuran deh