Memotret adalah sebuah seni yang terus berkembang, dalam arti dalam melakukan fotografi, semakin lama di dalamnya maka semakin kita akan mendapatkan ilmu dan kreatifitas dalam seni dan tehnik fotografi. Tingkat kesulitan yang didapat ketika melakukan pemotretan akan berbeda-beda tergantung kondisi pemotretan, dan seringkali tingkat kesulitan yang cukup tinggi khususnya bagi pemula adalah ketika memotret di malam hari. Kali ini kita akan membahas beberapa trik yang bisa dilakukan untuk menghadapi masalah-masalah ketika memotret di malam hari.
Table of Contents
Gunakan Tripod
Memotret di malam hari seringkali memerlukan kecepatan shutter (Shutter Speed) kamera yang lambar. Hal ini menyebabkan sering kali terjadi hasil foto yang goyang dan tidak tajam. Salah satu cara yang paling mudah adalah dengan membawa (dan menggunakan) tripod. Penggunaan tripod ini juga ternyata dapat menjadi jalan pembuka untuk teknik-teknik fotografi yang biasanya tidak dapat dilakukan jika kamera dipegang tangan seperti biasa.
Memilih tripod tidak harus yang sangat mahal, pilihlah tripod sesuai kebutuhan dan yang terpenting, pilihlah tripod yang kuat menahan beban kamera beserta aksesorisnya. Pengalaman pribadi, pernah menyaksikan lensa terbelah 2 ketika tripod tidak kuat menahan beban kamera dan lensa, lalu patah dan kamera jatuh menghantam aspal dengan posisi lensa di bawah.. duh…
Ga bawa tripod? Cari dudukan.
Dudukan yang dimaksudkan disini adalah benda-benda di sekitar kita yang dapat digunakan untuk membantu menstabilkan kamera. Paling sederhana misalnya meja, kursi, buku yang ditumpuk dan sejenisnya.
Kadang kita harus lebih kreatif dalam menggunakan benda-benda di sekitar kita agar dapat difungsikan dengan tujuan memaksimalkan hasil foto. Beberapa kali ketika tidak membawa tripod dan saya ingin menggunakan shutter speed sangat lambat, saya menggunakan pagar/tiang dengan cara melilitkan strap kamera sehingga kamera menempel dengan aman ke pagar tiang tersebut.
Gunakan Manual Focus
Kamera masa kini sudah dibekali dengan sensor autofocus yang jauh lebih canggih dibanding kamera-kamera digital pada jaman awal-awal dulu saya mengenal dunia fotografi. Akan tetapi, walaupun sensor autofocus tersebut sudah sedemikian maju dan canggih, melakukan autofocus seringkali merupakan tantangan berat bagi kamera. Untuk kamera-kamera tertentu yang sudah dibekali AF-Assist Light, tentu hal ini sangat memudahkan dalam melakukan autofokus, akan tetapi seringkali kita tidak mendapat hasil yang konsisten dalam setiap melakukan focusing. Salah satu cara terbaik dalam menghadapi hal ini, khususnya ketika memotret nighscape (Landscape di waktu malam), adalah dengan menggunakan Autofocus. Dan tentu, trik terbaik untuk melakukannya adalah dengan memanfaatkan fasilitas live-view. Pada mode live-view, kita juga dapat melakukan zooming digital untuk membantu memastikan objek yang kita foto sudah fokus. Jangan lupa untuk melakukan setting manual focus pada switch yang terletak di lensa, masuk mode live-view, lalu mulailah memutar-mutar ring focus sampai didapat hasil tertajam.
Matikan fitur Image Stabilizer / Vibration Reduction
Walaupun terdengar agak aneh, tetapi sebenarnya dalam kondisi kamera diam sempurna karena menggunakan tripod, sumber getaran yang bisa terjadi adalah dari komponen IS/VR yang terdapat di dalam lensa. Prinsip kerja IS/VR yang menggunakan elemen optik berupa lensa yang dapat bergerak untuk melawan getaran kamera dapat menjadi pedang bermata dua ketika kamera benar-benar diam sempurna karena seringkali sistem IS/VR ini masih tetap aktif menggerakan lensa. Pada beberapa lensa tertentu, ada yang sudah cukup pintar untuk mendeteksi bahwa kamera diam sempurna seingga mematikan sendiri sistem IS/VR, akan tetapi agar lebih aman, jika menggunakan tripod, matikan fitur ini.
Gunakan timer, atau remote release
Proses menekan tombol shutter dapat menyebabkan getaran pada kamera. Walaupun terdengar sederhana, tetapi pada pemotretan yang sangat sensitif dengan getaran seperti pemotretan arsitektur di malam hari dengan slow speed, dapat menyebabkan hasil gambar jadi agak goyang. Penggunaan remote release atau timer dapat menghindari hal ini
Mirror Lock Up
Lebih extreme lagi daripada getaran ketika menekan tombol shutter. Pada kamera DSLR, ketika kamera mengambil gambar, mirror (cermin) yang terletak di belakang lensa, ketika menutup akan menghasilkan getaran kecil akibat dari frame kaca yang didorong paksa ke atas dengan pegas. Getaran kecil ini dapat mempengaruhi hasil gambar yang sangat sensitif getaran. Pada kamera DSLR umumnya terdapat fitur mirror-lock-up yang berfungsi mengunci lensa di posisi tertutup sebelum mengambil gambar. Untuk mengaktifkan fitur ini, bisa di temui di dalam menu di kamera. Ketika fitur mirror-lock-up aktif, proses pengambilan gambar akan sedikit berbeda karena perlu 2x penekanan shutter/trigger.
Pada penekanan shutter pertama, mirror akan menutup, sehingga ketika viewfinder diintip tidak akan terlihat apa-apa (gelap total). Tetapi pada posisi ini kamera belum mengambil gambar.
Pada penekanan shutter kedua, curtain akan membuka dan menutup sesuai settingan shutter speed yang kita gunakan. Pergerakan curtain ini jauh lebih halus dibandingkan pegerakan mirror yang menghasilkan bantingan akibat tekanan dari per, sehingga tidak akan mempengaruhi hasil gambar. Pada titik inilah kamera baru benar-benar mengambil gambar.
Tentu, masalah ini tidak akan terjadi pada kamera selain DSLR, seperti Mirrorless yang sesuai namanya, tidak menggunakan cermin dalam pengoperasiannya.
Lepas filter UV
Filter UV, selain melindungi lensa, bermanfaat pada kondisi pemotretan siang hari. Akan tetapi, ketika pemotretan malam hari, filter UV ini dapat menimbulkan masalah extra seperti terjadi flare dan refleksi yang tidak diinginkan. Kita juga dapat menggunakan Lens Hood untuk membantu mengurangi flare dan refleksi yang terjadi jika melepas filter UV saja tidak cukup.
Gunakan White Balance yang tepat
Sama seperti memotret siang, memotret malam juga harus menggunakan white balance yang tepat agar menghasilkan warna dan mood foto sesuai yang diinginkan. Penggunaan AWB (Auto White Balance) tidak direkomendasikan karena seringkali menghasilkan warna yang kurang pas, serta bervariasi dari satu foto ke foto yang lain. Walau terdengar agak aneh, coba gunakan “Daylight/Sunlight” sebagai WB awal untuk memotret malam hari. Dari situ, baru bisa kita lakukan adjustment baik menggunakan wb yang kelvinnya diatas atau dibawah itu, atau menggunakan WB-Shift sesuai selera.
Jika memotret orang atau objek bergerak di malam hari
Memotret orang dan objek bergerak di malam hari memberikan tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibandingkan memotret benda diam. Tentu saja kita akan kesulitan jika menggunakan shutter speed yang terlalu lambat, karena akan menyebabkan gambar goyang/blur di bagian orang dan benda bergerak tersebut.
Cara paling mudah adalah dengan menggunakan flash, akan tetapi seringkali kita tidak dapat menggunakan flash, bisa karena tidak boleh, ataupun karena kita tidak ingin mengganggu available light yang sudah ada dan memberikan mood atau suasana foto tertentu. Dalam hal ini, usahakan gunakan bukaan besar serta iso yang tinggi. Jangan takut menggunakan iso tinggi, selain kamera-kamera sekarang memiliki sensor yang mampu menggunakan iso tinggi tanpa terlalu banyak noise, tentu akan jauh lebih baik memiliki foto yang berhasil walaupun ada noisenya dibandingkan foto yang tidak noise tapi objeknya goyang.
Manfaatkan available light semaksimal mungkin.
Sumber cahaya ada banyak di sekitar kita, yang dapat kita maksimalkan untuk menghasilkan foto malam hari yang baik. Entah itu cahaya bulan, lampu, lilin, dan sumber cahaya lain yang sudah ada yang dapat kita maksimalkan. Perhatikan lebih teliti dari mana sumber cahaya itu datang, apa warna cahaya yang dihasilkan, seperti apa bayangannya, pengaruh cahaya tersebut terhadap objek yang kita foto, posisi serta intensitas highlight dan shadownya. Mengenal cahaya adalah salah satu unsur fundamental dalam fotografi. Pada akhirnya, fotografi adalah tentang bersahabat dengan cahaya, sesuai namanya, Fotografi, Fotos (Cahaya), Grafis (Melukis), melukis dengan cahaya.
keren tipsnya mas, apalagi seperti saya yang hanya punya ponsel saja untuk foto dan belum dapat beli kamera canggih jadi tips ini sangat bermanfaat buat saya
Mas, tips mu berguna ini :D. Aku punya kamera mumpuni, tp kok ya hasilnya biasa aja tiap motret :p. Kurang latihan dan kurang kenal semua featuresnya juga -_-. Sampe pernah kepikiran mau aku jual aja. Soalnya pas ini kamera dipinjem temenku yg jago motret, hasilnya bagus2 banget hiyahahaha.. Memang bener ya, ga ptg kameranya apa, tp siapa orang dibalik nya itu :p