Memahami latency dan delay pada jaringan sederhana

 

Dalam dunia jaringan komputer,  selain kapasitas maksimal Line yang digunakan ( bandwidth)  dikenal juga latency dan jitter.  Apakah latency ini dan bagaimana pengaruhnya terhadap penggunaan jaringan tersebut?

Secara sederhana, network latency adalah waktu yang dibutuhkan untuk sebuah paket data untuk berpindah tempat dari sumber ke tujuannya.  Dalam jaringan skala besar hingga internasional yang dikenal dengan istilah Internet, untuk mencapai tujuan tersebut sebuah paket saya harus melewati beberapa titik pemberhentian sementara untuk transit. Di lokasi transit ini, seringkali paket akan diproses untuk ditentukan jalur perjalanannya.  Selain itu, faktor jarak juga menentukan berapa lama paket tersebut berada dalam perjalanan.

Jitter berhubungan erat dengan latency.  Jika latency adalah seberapa lama sebuah paket data sampai dari suatu drvice ke device lain,  maka jitter adalah seberapa variasinya waktu tempuh tersebut.  Semakin kecil nilai jitter meninjukkan jaringan yang stabil,  sefangkan jitter besar menunjukkan jaringan tersebut tidak stabil,  penuh,  atau sering melakukan switching perpindahan rute ketika terjadi penindahan data

Mari kita bahas

1. Jarak
Sama seperti perjalanan manusia,  semakin jauh jarak membutuhkan waktu yang lebih lama. Kecepatan transmisi data bisa dikatakan hampir sama dengan kecepatan cahaya, bergantung pada media dan metoda transmisinya.
Untuk transmisi point to point,  satelit termasuk yang memerlukan waktu cukup lama karena jarak dari dish tranciever ke satelit yang sangat jauh. Untuk jarak dekat seperti kabel tembaga dan fibre to home (dsl,  adsl,  sdsl), hampir tidak ada penambahan latency pada jaringan.  Untuk jarak menengah seperti long range wireless yang biasanya satu link mencapai 20km jarak udara, penambahan latency juga cukup kecil dan hampir tidak terasa,  akan tetapi pada jarak sangat jauh seperti backbone fibre yang biasa dipasang dibawah laut melintasi benua,  akan terasa ada penambahan latency yang cukup signifikan.

Transit.
Untuk selalu sebuah paket data bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lain,  jarang tersedia sambungan langsung dari satu device ke device lain kecuali pada satu komputer ke satu  komputer dengan satu kabel lan posisi cross.  Umumnya akan melewati beberapa device lain seperti hub,  switch,  access point,  repeatet,  firewall dan sebagainya.  Ketika melewati sebuah device,  paket akan diinspeksi tujuan dan sumbernya untuk kemudian ditentukan apakah paket tersebut bisa lewat,  melalui port dan jaringan yang mana,  atau akan di drop alias dibuang.  Proses inspeksi ini biasanya terjadi sangat singkat,  akan tetapi pada jaringan yang sangat sibuk,  bisa terjadi penambahan waktu karena cpu device tersebut penuh sehingga masuk antrian.

3. Transmisi ulang
Pada protokol tcp/ip dan banyak protokol jaringan lainnya,  apabila sebuah paket yg dikirim tidak dapat diverifikasi apakah paket tersebut sudah sampai device tujuannya maka device sumber akan melakukan trabsmisi ulang paket yanh sama hingga device sumber menerima verifikasi bahwa paket yg dikirim sudah sampai tujuan oleh device penerima.  Pada lingkungan jaringan yang tidak bagus seperti wifi dengan sinyal kecil,  seringkali terjadi transmisi ulang yang menimbulkan jaringan penuh dengan transmisi-transmisi sama yang berulang-ulang dan menahan paket berikutnya untuk dikirim. Selain itu,  interfensi pada jaringan seperti sinyal wifi yang tergganggu oleh sinyal wifi lain pada frekuensi dan channel yg sama pada lingkungan rapat wifi seringkali menyebabkan transmisi ulang karena paket data bisa korup ketika di perjalanan terggangu oleh sinyal wifi lain yang sama kuat atau bahkan lebih kuat.

4. Kapasitas jaringan
Pada jaringan yang sangat sibuk atau jaringan yang berkapasitas kecil, seringkali ketika jaringan sudah penuh maka paket data yg baru masuk akan ditahan sementara di buffer hub/switch.  Buffer ini biasanya kapasitasnya tidak terlalu besar,  sehingga apabila jaringan penuh dan buffer juga penuh,  maka paket baru yang akan masuk akan di drop / buang oleh device tersebut,  mengakibatkan transmisi ulang karena device pengirim tidak mendapat balasan verifikasi paket sudah sampai.

Pengaruh latency dan jitter terhadap performa jaringan.

Jika kita bicara penggunaan internet terhadap bandwidth &  latency,  saya simpulkan kita bisa bagi kebutuhannya berdasarkan 3 hal berikut.

(note : low latency berarti waktu tempuh data kecil.  Semakin kecil semakin baik)

1. High bandwidth high latency
Pengguna ini memerlukan bandwidth yang besar,  tapi tidak terlalu membutuhkan latency yang kecil dan stabil.  Biasanya pengguna kelompok ini adalah mereka yang melakukan Download berukuran besar.

2. High bandwidth low latency
Pengguna ini memerlukan bandwidyh yang besar,  dan latency yang kecil.  Biasanya pengguna video call, streaming,  dan voip membutuhkan ini. Kondisi ini juga ideal untuk browsing pada umumnya.

3. Low bandwidth low latency
Pengguna ini memerlukan bandwidth yang kecil karena data yang dilewatkan jaringan tidak besar dan banyak,  tetaoi memerlukan koneksi jaringan yang stabil dan latency kecil.  Kondisi ini dibutuhkan oleh para pemain game online,  aplikasi trading saham &  forex,  serta aplikasi-aplikasi realtime sejenis yang tidak banyak memakan bandwidth.

Sebenarnya seberapa lama sih latency yang dari tadi dibahas? Berjam-jam?
Tidak,  latency dihitung dalam satuan milisekon.  Pada kondisi ideal,  antar satu device ke device yang lain dalam satu jaringan yang sama,  hanya melewati satu hub/wireless router bisa didapat latency hingga 32ms. Untuk jaringan dalam negeri biasanya latencynya tidak lebih dati 200ms.  Game online biasanya membutuhkan latency dibawah 300ms untuk bisa dimainkan dengan nyaman,  voip dan video call juga membutuhkan latency kecil agar suara yang ditransmisikan bisa diterima hampir secara instan tidak ada delay.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *