Insomnia, Kapan Harus ke Dokter?

Keponih.com – Apakah Anda sering merasa sulit tertidur atau kerap terbangun di tengah malam? Jika iya, Anda mungkin mengalami insomnia, yaitu gangguan tidur yang dapat mengganggu kualitas hidup dan produktivitas Anda. Jangan anggap remeh masalah tidur ini karena kurang tidur dapat meningkatkan risiko cedera dan berbagai kondisi kesehatan kronis.

Meskipun banyak cara alami untuk mengatasi insomnia, terkadang langkah tersebut tidak cukup. Jika insomnia sudah mengganggu aktivitas sehari-hari Anda, saatnya untuk mencari bantuan medis. Dalam artikel ini, Anda akan mengetahui lebih dalam mengenai insomnia dan kapan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter jika insomnia tidak kunjung membaik.

Table of Contents

Mengenal Insomnia

Insomnia adalah gangguan tidur yang umum dialami banyak orang, di mana penderitanya kesulitan untuk tidur atau tetap tertidur. Meski sudah tidur selama 8 jam, Anda mungkin masih merasa lelah dan mengantuk di siang hari.

Dengan begitu, insomnia tidak hanya tentang durasi tidur, tapi juga kualitas tidur dan bagaimana perasaan Anda saat bangun. Penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari kebiasaan sehari-hari seperti terlalu banyak minum kafein, hingga masalah yang lebih kompleks seperti stres atau gangguan kesehatan lainnya.

Kabar baiknya, insomnia bisa diatasi dengan perubahan sederhana pada rutinitas harian dan menciptakan lingkungan tidur yang nyaman. Namun, jika beberapa cara yang bisa dilakukan sendiri di rumah tidak juga kunjung mengatasi insomnia, dianjurkan untuk menemui dokter untuk mendapatkan pengobatan insomnia yang tepat.

Gejala Insomnia

Terdapat beberapa gejala umum insomnia, yaitu:

  • Butuh lebih dari 30 menit untuk bisa tidur.
  • Bangun tidur tidak merasa bugar atau tetap lelah di siang hari.
  • Tidur kurang dari 6 jam, setidaknya 3 hari berturut-turut dalam 1 bulan.
  • Kurangnya energi atau motivasi untuk beraktivitas.
  • Sulit berkonsentrasi sepanjang hari.
  • Kekhawatiran yang berlebihan tentang tidur.

Tipe dan Penyebab Insomnia

Insomnia dibagi menjadi dua tipe, yakni primer dan sekunder. Insomnia primer terjadi tanpa adanya kondisi medis atau masalah lain yang memicu gangguan tidur. Sedangkan insomnia sekunder disebabkan oleh faktor lain, seperti kondisi kesehatan (misalnya asma, depresi, atau kanker) atau konsumsi zat tertentu seperti alkohol atau obat-obatan.

Insomnia juga bisa bersifat sementara dan hilang dengan sendirinya, seperti saat stres menjelang acara besar atau mengalami jet lag. Namun, ada beberapa penyebab lain yang lebih serius dan bisa membuat insomnia menjadi kronis, yakni sebagai berikut:

1. Masalah Psikologis
Kecemasan, stres, dan depresi merupakan penyebab utama insomnia kronis yang sering dialami banyak orang. Ironisnya, insomnia juga dapat memperburuk kondisi psikologis tersebut, sementara emosi seperti kemarahan, kekhawatiran, kesedihan, dan trauma turut memengaruhi kualitas tidur.

2. Penyakit atau Kondisi Medis
Insomnia seringkali disebabkan oleh berbagai kondisi medis, termasuk alergi, asma, penyakit Parkinson, hipertiroidisme, Alzheimer, dan sleep apnea. Selain itu, nyeri kronis juga dapat secara signifikan mengganggu kualitas tidur penderitanya.

3. Pengaruh Obat-obatan
Obat-obatan tertentu, termasuk antidepresan, stimulan untuk ADHD, kortikosteroid, dan obat tekanan darah tinggi, dapat mengganggu pola tidur, sehingga berpotensi menyebabkan insomnia dan masalah tidur lainnya.

4. Faktor Lain
Kondisi sehari-hari seperti tidur di samping orang yang mendengkur, perubahan jam kerja, jet lag, cuaca ekstrem, dan kehamilan juga dapat mengganggu kualitas tidur. Mengenali penyebab ini penting untuk mencari solusi yang tepat dalam mengatasi insomnia.

Kapan Pengidap Insomnia Perlu ke Dokter?

Pengidap insomnia sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter jika gejala berlangsung lebih dari empat minggu dan mengganggu aktivitas harian. Tanda lain yang perlu diperhatikan adalah jika Anda terbangun berkali-kali dengan napas terengah-engah, karena hal ini bisa mengindikasikan sleep apnea. Jika Anda merasakan sensasi kesemutan yang menjalar di kaki atau mengalami mulas berlebihan yang mengganggu tidur, konsultasi dengan dokter juga diperlukan.

Selain itu, jika Anda baru mengonsumsi obat yang mungkin memengaruhi tidur atau terbangun di malam hari karena rasa sakit fisik, penting untuk menemui dokter. Dokter umum atau perawatan primer biasanya menjadi langkah pertama. Mereka bisa memberikan rekomendasi sederhana, seperti perubahan kebiasaan tidur, gaya hidup, atau penyesuaian obat.

Jika perawatan awal tidak efektif atau dokter mencurigai adanya kondisi medis yang mendasari insomnia, Anda mungkin akan dirujuk ke spesialis. Salah satu dokter spesialis yang menangani insomnia adalah dokter saraf, terutama jika insomnia disebabkan oleh masalah neurologis. Pasalnya, ketidakseimbangan kimiawi otak dapat memengaruhi tidur, dan sindrom kaki gelisah juga sering kali terkait dengan insomnia.

Rujukan ke spesialis saraf akan dilakukan jika gejala lain menunjukkan penyebab neurologis dari insomnia. Dengan penanganan yang tepat, Anda bisa menemukan solusi untuk mendapatkan tidur yang lebih baik dan mengembalikan kualitas hidup.

Dengan begitu, jangan biarkan insomnia mengganggu kehidupan Anda. Jika Anda mengalami gejala yang berlangsung lebih dari sebulan atau merasa kualitas tidur semakin buruk, segera konsultasikan dengan dokter. Mengatasi insomnia dengan penanganan yang tepat akan membantu Anda mendapatkan tidur yang lebih nyenyak, meningkatkan kualitas hidup, dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.

Coorporate Communication 
PT Rolas Nusantara Medika

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *