Happy Mom Raise Happy Kids

Semua ada masa nya, sabar

Rasanya kalimat itu seketika menyadarkan saya untuk tidak buru-buru berlari karena merasa tertinggal kala melihat orang lain dengan pencapaiannya dan progresnya, rasanya saya tak buru-buru harus meniti tangga meski kerap dianggap rendah karena memprioritaskan mengurus anak dan rumah. Ibu yang bekerja kantoran hebat, ibu yang di rumah juga, saya rasa setiap ibu hebat dengan caranya masing-masing.

Table of Contents

” An unhappy mother doesn’t raise a happy child “

blogger parenting bandung, keponih.com,

Bagitu kira-kira sebuah quote yang pernah saya baca, jujur saja saya pernah merasakannya bahkan belum lama ini sekitar akhir tahun yang benar-benar meluluhlantakan benteng pertahanan saya selama ini yang sudah saya bangun jauh sebelum anak kedua lahir, benteng berupa selftalk bahwa berada di rumah adalah tempat terbaik saya saat ini sebagai ibu dan istri.

Lalu entah bagaimana benteng itu tumbang, menyisakan saya yang tidak bahagia sebagai apapun peran yang sedang saya jalankan. Sebagai ibu, istri, juga secara personal, lukanya hingga saat saya menulis ini masih terasa menancap di palung dada, meninggalkan saya yang saat itu luar biasa terguncang secara emosional hingga saat ini saya merasa beruntung tidak melukai diri saya sendiri atau siapapun tak terkecuali anak-anak yang saya sayangi.

Katanya, everyone have a monster inside them. Saya merasa ingin membenarkannya, dalam satu dan dua kejadian ke belakang saya bergidik sendiri merasa bahwa itu bukan saya. Jangan tanya io dan ia yang masih kecil seperti apa, mereka merasa bingung dan tertekan sepertinya melihat saya seringkali diam-diam menangis tanpa sebab. Saya masih bisa menyembunyikannya sesekali, tapi kami berada dalam atap yang sama mustahil selalu bisa mengelak.

Suami lebih tertekan lagi, barangkali sampai saat ini hanya papi dan dua orang teman yang membantu saya keluar dari kondisi tersebut yang benar-benar tau apa yang terjadi. Sungguh rumah bukanlah tempat yang nyaman bagi siapapun jika ibu tak bahagia.

Have a Good Circle

blogger parenting bandung, keponih.com,

Disadari atau tidak, keberadaan teman sekitar bisa sangat memengaruhi mood dan personality. Happiness is contagious itu benar, bersama dengan teman-teman yang memiliki pemikiran positif dan support kepada kita adalah booster yang kadang tak disadari. Belum lagi soal pola pikir, menemukan circle pertemanan dan pergaulan ( walaupun di dunia maya ) yang baik memiliki efek yang sangat besar dalam menjaga seorang ibu tetap waras.

Saya sendiri tergabung dengan beberapa grup wa berbagai komunitas yang supportif, yang mayoritas adalah stay at home mom, mompreneur dan ibu yang bekerja di rumah. Berada di lingkaran mereka jadi booster yang sangat luar biasa bagi saya, mengikuti sharingnya selalu menumbuhkan semangat tersendiri.

Kalimat pembanding yang mungkin saya dengar pada akhirnya bisa saya terima tapi tak lantas membuat saya menjadi reaktif lagi. Dipandang sebelah mata sebagai stay at home mom pada akhirnya tak membuat saya rendah diri, karena saya merasa ada teman dan merasa masih memiliki potensi berkarya.

Take Opportunity

blogger parenting bandung, keponih.com,

Bertemu dengan orang baru atau teman lama seringkali berbuah pemikiran baru dan turut membukakan kesempatan, saya beruntung memiliki teman-teman yang sangat peduli dan senantiasa jadi cheerleader terbaik saya, jujur saja banyak hal yang saya dapat sekarang adalah karena orang – orang yang bertemu dengan saya memberi kesempatan dan saya memandangnya sebagai peluang.

Bagi ibu mengambil peluang dan kesempatan itu penting, selama keluarga menjadi prioritas. Banyak teman – teman saya yang bisa berkarya dari rumah. Masih berkesempatan menjadi produktif, percayalah menjadi produktif itu menyenangkan. Bukan lagi tentang pencapaian untuk penilaian orang lain, tapi ada rasa bangga dan bahagia tersendiri pastinya.

Connect With Kiddos

blogger parenting bandung, keponih.com,

Saat saya sedang bersama ia dan io saya selalu berusaha menempatkan diri bahwa memang saya milik mereka, sejujurnya bonding kaya gini ga akan lama juga ya setelah dipikir-pikir. Surprise loh ternyata saat beneran bisa connect sama anak saya benar-benar menikmati hari di rumah dengan bahagia, belum lagi percakapan dan kelakuan io dan ia yang diluar dugaan seringkali membuat saya terharu dan bahagia pada saat yang bersamaan.

Happy Mom Raise Happy Kids

Saya benar-benar setuju dengan ini, dulu dengar kalimat ini rasanya hanya lewat saja di telinga. Tapi sekarang saya benar merasakan, pribadi ibu yang bahagia sejatinya menjadi cikal bakal anak yang bahagia dalam keseharian juga, dan kata siapa anak tidak bisa stress? Mereka juga bisa loh.

Ibu yang bahagia akan lebih santai menghadapi tingkah anak yang kadang bikin garuk-garuk tembok, akan lebih sabar menghadapi anak yang menangis. Akan menjadi pribadi yang mudah bahagia dengan sedikit saja tingkah lucu anak, akan lebih menjadikan rumah sebenar-benarnya tempat pulang.

Salam hangat untuk ibu-ibu di mana pun kalian berada, pesanku jadilah bahagia untuk dirimu sendiri untuk anak-anakmu.

Oh ya, tulisan ini merupakan collaborative blogging bersama teman-teman di Pasukan Blogger. Kalian bisa menemukan tulisan lain tentang parenting di blog sahabatblogger.com yang ditulis oleh mba Dewi Adikara seorang blogger yang gemar menulis tentang lifestyle dan tips.

6 thoughts on “Happy Mom Raise Happy Kids

  1. Aku nyesek nih bacanya saat catatan everyone have a monster inside them, imget dimasa lelah menjadi amarah, alhamdulillah memang perlu kontdol atas diri sendiri penting banget ya tej, khususnyankita berada dalam linkaran orang-orangvyang sling support

  2. Kita sering engga sadar yaa…kalau tetiba jadi “monster”. Duh langsung istighfar. Harus banyak bersyukur nih supaya hati lapang, trus merasa happy daan anakĀ² juga happy…

  3. I feel you, Mbak Shinta. Aku pun pernah berada di posisimu. Nggak cuma sekali, tapi berkali-kali bahkan sampai beberapa waktu yang lalu. Memang kuncinya pada self kontrol. Bahagia dengan cara kita. Bahagia dengan apa yang kita punya. Melihat ke kana dan kiri boleh. Tapi bukan untuk dibandingkan dengan apa yang kita lalui. Good luck. Keep positive and happy. :)

  4. Bener banget, mbak. Apa yang dialami mbak Sinta aku alami juga. Proses sadarnya aku cukup lama nih, hingga akhirnya menyadari disinilah tempat terbaik kita, kitalah yang dapat menciptakan kebahagiaan itu. Jika kita bahagia, anak-anak pun bahagia. Sekarang jadi lebih simpel aja menghadapi segalanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *