A Place To Remember : Jakarta, Tunggu Kami Lagi Ya !

Keponih.com” Jakarta punya cerita “ ini kalimat yang paling cocok untuk menggambarkan betapa ibu kota menjadi kota penting dimana hidupku dimulai. Selepas lulus sekolah, saya memutuskan untuk kerja di Jakarta, menjadi seorang SPG baju bayi, hidup saya bergulir tapi tak kemana – mana. Hanya berpindah dari tempat tidur, ke tempat kerja. Di mall Kelapa Gading, begitu saja berbulan – bulan hingga akhirnya memutuskan pulang.

Tahun – tahun beranjak pergi, tak ada satupun ingatan istimewa yang tersisa tentang Jakarta selain bekerja dan beberapa memori yang tak ingin saya ingat. Nothing special, sampai saya kemudian bertemu dan bersama dengan papi. Kami punya cerita tersendiri tentang Jakarta, bagi papi Jakarta adalah melarikan diri dari patah hati barangkali dengan melihat dan terseret sibuknya ibu kota sakit hatinya bisa hilang saat itu.

Mencari petualangan itulah kami saat itu whehe. Saya dan papi mendatangi tempat – tempat yang memiliki memori buruk dan memperbaikinya, berdamai dengan diri sendiri lebih tepatnya. Maka Jakarta menjadi list pertama Papi dan saya, liburan tipis – tipis mengingat kami sudah bekerja masing-masing dan begitu berdedikasi pada pekerjaan.

Jakarta Menjadi Cerita, Romansa dan Cita – Cita

Perjalanan pertama ke Jakarta dengan kereta api ( 2010 )

Saya masih ingat betul perjalanan pertama saya dan papi dalam misi memperbaiki ingatan kami. Berangkat pukul 4 pagi dengan kereta, tidak dengan bus atau dengan motor. Seperti yang selama ini kami lakukan sebelum saling bertemu. Tiba di Gambir, naik bajaj lanjut naik busway. Pasti bisa menebak kami mau kemana, iya having fun ke Dufan.

Saya dan papi seperti anak kecil, ini kali pertama kali saya ke Dufan saat sudah dewasa. Nice to know, bahwa Jakarta bukan hanya Kepala Gading ternyata wkwkwk. Naik berbagai wahana, coba ini dan itu sampai muntah – muntah berdua. Diakhiri dengan menonton kembang api jam 8 malam, lalu buru – buru mengejar travel untuk pulang.

traveling jakarta, dufan, travel blogger, dufan review

traveling jakarta, dufan, travel blogger, dufan review

traveling jakarta, dufan, travel blogger, dufan review

traveling jakarta, dufan, travel blogger, dufan review

traveling jakarta, dufan, travel blogger, dufan review

Beberapa bulan kemudian kembali ke sana, bersama teman ini dengan teman itu, atau kadang berdua aja sekedar berenang di Ocean Samudera. Iya seniat itu memang.

Setelah itu, Jakarta bagi saya dan papi tak lagi sama. Ada rasa senang jika mendengar nama satu kota ini, terlalu senang malah. Saya ingat betul, saya difoto dengan hape saat menonton pertunjukan. Papi berbisik, kita bakal sering ke Jakarta menciptakan moment – moment indah bersama. Ahh emang papi seromantis itu.

Kota ini menjadi shortcut kami liburan tipis – tipis sekaligus liburan tak terduga. Saat sudah menikah kami ke Jakarta dalam rangka bekerja, sesaat kemudian memutuskan menyebrang ke Pulau Seribu. Ke Jakarta lagi lalu kemudian ke Puncak, lalu ke banyak tempat lain. Dari Jakarta semua bermuara.

Saat hamil juga telah memiliki io, kami masih sering ke Jakarta. Sekedar ngecek toko lalu staycation, sekedar jalan – jalan di hari weekend. Saat orang lain berpikir istirahat sejenak dari hiruk pikuk kota, kami malah ke sana untuk bersenang – senang sebagai keluarga.

Begitulah Jakarta, dari saya remaja hingga menjadi orang tua. Membongkar file foto perjalanan dan menemukan kembali gambar – gambar lama, membuat saya bepikir kembali mengukir memori di sana, membawa Elvira tentunya. Walau memang tak lagi praktis karena kini ada io yang toddler juga ada ia yang baby. Tapi jika ditanya pengen liburan ke mana, Jakarta saja.

Alasannya, kota ini dekat dengan tempat tinggal kami di Bandung. Akses mudah, pilihan jalan – jalan mudah, transportasi mudah, pilihan tempat makan dan menginap pun banyak. Mostly baby and kids friendly.

Tapi walau dekat, merencanakan perjalanan is must. Mulai dari akomodasi, transportasi dan tetek bengek lainnya. We are still ( not too ) young and wild but now, we are parents. So first thing and everything is make sure our children comfortable and happy. 

  • Menentukan akan pergi ke mana, Jakarta kan luas ya ga cuma Kelapa Gading :p
    Jadi menentukan akan pergi ke mana saja penting banget, ini menentukan kami bakal ke sana naik apa dan jika akan menginap baiknya di mana.
  • Transportasi, kembali mengukir cerita pake kereta atau naik mobil aja biar lebih leluasa. Masih dan mesti dipertimbangkan nih.
  • Durasi, ini meliputi durasi perjalanan dan juga jalan – jalan. Ngaruh banget ya ke barang bawaan.
  • Dokumentasi, say good bye sama tas kamera dengan full set gear. I have baby now, pengen tetap bisa foto – foto tapi ga mau ribet. Pake handphone aja tapi harus bagus hasilnya. Nah loh, gimana ?

Lalu berharap pas jalan – jalan nanti bisa sambil bawa Huawei Nova 3i untuk foto-foto dan melengkapi kebutuhan smartphone secara keseluruhan, luar dan dalam.  Hape idaman saya di tahun 2018 ini.

 

Dengan desain yang stylish berwarna Iris Purple dan bingkai metal di tengahnya pas banget cantiknya, Frame metal Nova 3i membuat perangkat hape ini terasa kokoh dalam genggaman tangan. Dikawinkan dengan layar full view FHD+ ( 2340 x 1080 ) dengan layar 6,3 inch yang masih tetap pas digenggam dan di saku. Bobotnya pun cuma 169 gram, perfecto.

Soal kamera, saya butuh kamera yang bagus. Dan Huawei Nova 3i ini kamera bagusnya no play play loh. Bagi saya yang sambil gendong atau dorong – dorong stroller baby, punya handphone dengan kamera canggih dan hasil bagus itu kaya semacam rukun iman ibu – ibu bahagia. Apalagi kalau bisa selfie lalu menemukan wajah jadi cantik tapi tetep natural, udah paling happy.

Teknologi kamera Huawei Nova 3i ini sebagus itu karena dilengkapi dengan AI ( Artificial Intelegent ) yang membuat gambar lebih tajam, jernih dan memiliki efek bokeh. Soal kualitas gambar, jadi ga usah khawatir lagi. Bahkan soal kamera Huawei Nova 3i ini memiliki 4 kamera, 2 di depan ( 24 MP + 2MP ) dan dan 2 di belakang ( 16MP + 2 MP ) gimana ga puas foto – foto.

Hobi selfie? smartphone ini udah paling cocok. Dua kamera depannya ( 24 MP  dan 2 MP ) dengan AI bisa mempercantik foto dengan algoritma nya yang canggih untuk dibuat lebih menarik namun tetap natural. Ini berkat teknologi AI scenery recognition yang kuat yang bisa menyesuikan dengan lingkungan saat selfie.

Tak hanya itu, canggihnya lagi Huawei Nova 3i ini mampu mengingat 22 kategori dari 500+ momen. Uwooh, makin mupeeeng.

Soal memori penyimpanannya pun gakan jadi PR untuk ngosongin atau hapus foto – foto dulu sebelum pergi, karena  storage nya yang 128GB. Puas foto bahkan ngevlog tanpa khawatir kehabisan memori. Bisa santai menangkap memori sepuasnya, motret dan videoin duo el juga jeprat jepret wefie yang biasanya ga pernah kejadian.

Terakhir soal performa, Huawei Nova 3i ini dengan GPU Turbo yang handal buat gaming. Sebagai smartphone pertama dengan chipset Hisilicon Kirin 710 dan RAM 4GB dibawa gaming udah pasti mantap ya. Kalau kesampean punya Huawei Nova 3i ini, saya mau coba game PUBG mobile yang kekinian ahh.

Kalau handphone semantap itu untuk gaming, bisa dipastikan ya proses membuka aplikasi dan perpindahan aplikasi bakal lancar dan halus banget. Ini super penting bagi saya yang notabene kerja sambil mobile, bolak balik pindah aplikasi di handphone.

Dan jalan – jalan sekeluarga ke Jakarta mengenang masa dulu dengan berbekal Huawei Nova 3i pasti bakal jadi perjalanan harta karun lainnya untuk dikenang di suatu hari nanti. Dan mengemasnya dengan baik adalah cara terbaik saya dan papi menghentikan waktu.

Tunggu kami ya Jakarta.

“Tulisan ini diikut sertakan dalam giveaway di blog nurulnoe.com” 

16 thoughts on “A Place To Remember : Jakarta, Tunggu Kami Lagi Ya !

  1. Seumur-umur aku baru ke Jakarta 2 kali, itu pun karena diundang detikcom, dan dua-duanya berangkat sendirian dari Klaten kayak orang ilang tapi alhamdullilah selamat ya meski saat ke Jakarta yang kedua itu hampir kena calo taxi di bandara. Entah kapan lagi bisa ke Jakarta :)

  2. Mbak..imut banget dirimu ya..pas gendong Io aja enggak kelihatan kalau dah Mommy hihihi…awet muda sekali

    Jakarta memang dirindu ya, saya saja yang cuma mudik atau pergi ke luar kota beberapa hari saja bisa rindu berat. Meski rumah di Jakarta, memang banyak kenangan juga tersimpan di sini.

    Wellcom to Jakarta anytime you want, Mbak Yasinta :)

    1. Hihi makasii mba Dian. Seneng atmosfernya kalau di Jakarta tuh sekarang bikin pengen bergerak mulu. Hehehe
      Namanya kalau ke rumah pasti selalu kangen ya, tar kapan – kapan aku main boleh yaa pas nge-Jakarta

    1. Whehheee mungkin karena daku aslinya suka berpetualang. Dan di Jakarta tuh bawaanya jadi sibuk, pengenya gerak mulu hehe.
      Saya juga udah mupeng pengen ke Dufan ajak bocil hehe

  3. Saya….dr.lahir sampe saat.ini ada di jkt, karena memang ibu & bpk asli orang betawi. Dulu di jkt klo ke kemayoran saya jln kaki, atau naik beca. Rumah ibu saya bersebelah dg gereja kathedral & bersebrangan dg masjid istiqlal… klo pengen pulang kampung, ya ke kampung suami…hehehe

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *