Perbedaan lensa fixed (prime) dan lensa zoom pada fotografi

Pada dasarnya lensa pada dunia fotografi dapat dibagi menjadi 2 kategori, lensa dengan fixed focal lenght atau biasa dikenal dengan lensa prime, serta lensa dengan variable focal lenght atau bisa disebut dengan lensa zoom. Tulisan singkat ini akan membawa kita memahami apa perbedaan dari kedua jenis lensa tersebut, kelebihan serta kekurangannya masing-masing, serta kapan kita dapat mengoptimalkan penggunaannya. – keponih.com –

Sebelum membahas lebih jauh tentang kedua lensa tersebut, kita harus memahami secara singkat apa arti focal lenght itu sebelumnya. Pada dasarnya, Focal Lenght akan menentukan sudut pandang lensa, dimana semakin kecil angka focal lenght, maka sudut pandang lensa akan semakin besar, bagitu pula sebalinknya, semakin besar angka focal lenght, maka akan didapat sudut pandang yang semakin kecil. Secara sederhana, misalnya memotret orang dengan latar belakang pemandangan, pada posisi kamera yang tidak berubah, penggunaan focal lenght kecil akan menghasilkan sudut pandang lebar sehingga orang tampak lebih kecil (jauh) tetapi banyak elemen dari pemandangan yang ikut terfoto. Hal ini dikenal juga dengan istilah Wide. Jika pada kondisi pemotretan yang sama digunakan focal lenght besar, akan didapat sudut pandang yang sempit, sehingga objek orang tampak lebih dekat dan background pemandangan tidak banyak terfoto di dalam kamera. Hal ini biasa dikenal juga dengan istilah Tele. Ada juga satu angka focal lenght yang akan menghasilkan sudut pandang yang menyerupai sudut pandang mata, untuk kamera-kamera dengan sensor FullFrame, focal lenght yang di maksud adalah 50mm,  sedangkan untuk kamera dengan sensor APSC (crop 1,6x atau 1,5x), focal lenght normal ini adalah 35mm.

Kembali ke masalah pemilihan antara lensa prime dengan lensa zoom, kita akan memahami apa arti lensa prime dan lensa zoom berikut dengan kelebihan dan kekurangannya pada deskripsi berikut.

Lensa Prime (Fixed Focal Lenght)

Lensa prime adalah lensa yang memiliki panjang fokal tetap, sehingga jika kita ingin objek lebih dekat, kita harus menggerakkan objek mendekat ke kamera atau kamera mendekat ke objek. Karena memiliki panjang fokal tetap, lensa ini hanya memiliki 1 bukaan aperture maksimum.

Lensa prime cenderung berukuran lebih kecil dan ringkas dibandingkan lensa zoom dengan panjang fokal yang setara. Selain itu, lensa prime memiliki konstruksi yang relatif lebih sederhana karena tidak menggunakan mekanisme zoom.

Di sisi aperture alias bukaan lensa, lensa prime memiliki keunggulan yaitu memiliki bukaan terbesar yang jauh lebih besar dari bukaan lensa zoom dimana bukaan terbesar lensa zoom adalah f/2.8. Pada lensa-lensa prime, kita bisa menemui lensa dengan bukaan di angka satu koma, misalnya pada lensa prime yang paling banyak digunakan, 50mm f/1.8. Hal ini selain menghasilkan bokeh (blur latar) yang lebih indah, juga menjadikan lensa-lensa prime bukaan besar sebagai juara dalam kondisi pemotretan malam hari atau pada pemotretan kurang cahaya.

Dari konstruksi yang lebih sederhana itu pula, lensa prime memiliki keunggulan ketajaman serta kualitas warna dan distorsi yang lebih baik dibandingkan lensa zoom. Hal ini terjadi karena cahaya yang melalui lensa prime tidak perlu melewati rangkaian lensa sebanyak ketika melewati lensa zoom.

Lensa prime memiliki satu kekurangan utama, yaitu karena tidak bisa melakukan zooming, pengaturan jarak objek hanya bisa dilakukan dengan melakukan maju mundur kamera, sehingga lensa ini kurang cocok untuk pemotretan yang sering berpindah-pindah posisi pemotretan wide dan tele. Selain itu, seringkali jika menggunakan lensa prime dengan focal lenght panjang, kita akan kesulitan jika harus foto group karena harus mengganti lensa sebelum dapat melakukan pemotretan.

Lensa Zoom

Biasanya jika kita membeli kamera dslr atau mirrorless yang sudah sepaket dengan lensa bawaan, lensa bawaan yang diberikan adalah lensa zoom. Lensa bawaan ini biasanya memiliki nama misalnya Canon Ef-S 18-55mm f/3.5-5.6 IS II. Jika kita telaah, akan ditemui kata 18-55mm f/3.5-5.6. Angka ini adalah panjang lensa yang dimiliki lensa ini, serta bukaan aperture maksimum pada panjang lensa tersebut.

Maksudnya, ketika kita memotret di posisi paling lebar (paling wide alias angka focal lenght di 18mm), maka kita bisa menggunakan bukaan aperture terbesar di f/3.5. Tetapi jika kita melakukan zooming, bukaan aperture terbesar itu akan mengecil dan pada akhirnya ketika kita menggunakan panjang lensa di 55mm, kita hanya bisa menggunakan bukaan aperture terbesar di F/5.6.

Tunggu dulu, tidak semua lensa zoom memiliki bukaan yang dibatasi oleh panjang lensa. Pada lensa-lensa tertentu, seperti misalnya lensa Tamron 17-50 f/2.8, atau lensa Canon 70-200 f/2.8, kita bisa menggunakan nilai bukaan maksimum f/2.8 pada semua kondisi panjang lensa.

Kelebihan yang ditawarkan oleh lensa zoom ini, sesuai namanya, kita dapat melakukan zooming. Apalagi jika kita menggunakan lensa sapujagad, istilah yang sering digunakan teman-teman fotografer untuk merujuk pada lensa dengan panjang fokal yang lebar, misalnya lensa 18-200 yang memberikan sudut pandang mulai dari wide hingga tele, kita cukup membawa 1 lensa untuk berbagai sudut pemotretan, baik itu memotret landscape atau arsitektur yang menggunakan sudut pandang besar, atau melakukan zoom untuk memotret orang di kejauhan agar terlihat dekat.

Kekurangan dari lensa zoom ini yang pertama jika dilihat dari bukaan terbesar, tidak ada lensa zoom dengan bukaan terbesar lebih dari f/2.8. Hal ini akan cukup mempengaruhi jika ingin memotret di kondisi kurang cahaya atau jika ingin mendapatkan ruang tajam yang sempit dan bokeh yang fantastis.

Lensa zoom cenderung dikenal tidak dapat menghasilkan warna dan ketajaman sebaik lensa-lensa prime, akan tetapi pada era digital dengan sensor yang sedemikian canggih, kecuali pada kondisi pemotretan spesifik, perbedaannya tidak akan terlalu signifikan.

Pada akhirnya, pemilihan lensa akan bergantung pada selera dan kebiasaan fotografer itu sendiri. Saya pribadi lebih senang menggunakan lensa prime, akan tetapi seringkali menggunakan lensa zoom untuk pemotretan-pemotretan tertentu. Kedua jenis lensa ini menawarkan kelebihan dan kekurangannya masing-masing, tinggal fotografer ini yang bertugas memaksimalkan serta mengoptimalkan pemilihan lensa sesuai kondisi dan tantangan foto yang dilakukannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *